MPSSGI MEMBANGUN KECERDASAN SPRITUAL
MPSSGI dalam melakukan kegiatannya terus membenahi jiwa ,raga manusia
dengan dengan latihan latihan bersifat jasmani dan rohani.Latihan
latihan yang bersifat jasmani akan menunjang kecerdasan
intelektual,kecerdasan emosi dan spritual.Eksperimen eksperimen yang
telah dilakukan oleh MPSSGI menunjukkan hasih yang cukup signifikan
terhahap tubuh yang telah dibangkitkan gerak getaran gelombang
elektrmagnetiknya.Beberapa hasil setelah melakukan latihan latihan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1-Gelombang Elekromagnetik
tubuh dapat merangsang otak kiri manusia ,sehingga dapat memperkuat
nalar,hapalan,ingatan dan kecerdasan intelektual ( IQ ).
2-Gelombang Elektromagnetik tubuh dapat merangsang otak kanan manusia
sehingga dapat merangsang intuisi atau indra ke enam menjadi lebih kuat dan tajam.
2-Gelombang Elektromagnetik tubuh dapat merangsang otak bagian belakang
manusia sehingga memiliki kecerdasan emosi ( EQ) seperti memiliki emosi
yang matang dalam berkata dan bertindak,meredam amarah dan lain lain.
3-Gelombang Elektromagnetik tubuh dengan getaran gelombangnya dapat
mensingkronkan Itelektual dan emosi,untuk membangun spritual manusia
berdasarkan keyakinan,kepercayaan yang dianut.
Ketenangan jiwa dari
kecerdasan intelektual,kecerdasan emosi adalah pondasi yang dapat mempertebal
keyakinan terhadap agama,dengan kecerdasan intelektual manusia dapat
menggunakan anugrah tersebut untuk mengerti hukum hukum agama,dan dengan
kecerdasan emosi manusia dapat mengerti tentang ajaran
akhlak,susila,dan prilaku yang sesuai dengan agama.
Oleh sebab
itu MPSSGI dalam setiap latihannya ,melalui gerak getaran gelombang
elektromagnetik tubuh yang sudah kuat dan ideal mengadakan rangsangan
terhadap organ organ tubuh ,seperti otak dengan bagian bagian untuk
mempertajam intelektual,intuisi dan menyeimbangkan emosi,sehinggga
tercipta kecerdasan spritual yang kuat.
Natural Magnetik Tubuh
yang mengandung gerak getaran gelombang Elektromagnetik ,merupakan
potensi atau fitrah yang dianugrahkan oleh Yang Maha Agung,oleh MPSSGI
didayagunakan untuk membangun kecerdasan intelektual,kecerdasan emosi
untu mencapai kecerdasan spritual yang paripurna sesuai dengan ajaran
agama.
Mengacu pada teori motivasi yang dikemukakan Maslow,
kecerdasan spiritual terkait dengan aktualisasi diri atau pemenuhan
tujuan hidup, yang merupakan tingkatan motivasi yang tertinggi.
Kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan dan
transformasi pada diri seseorang, tercapainya kehidupan yang berimbang
antara karier/pekerjaan dan pribadi/keluarga, serta adanya perasaan suka
cita serta puas yang diwujudkan dalam bentuk menghasilkan kontribusi
yang positif dan berbagi kebahagiaan kepada lingkungan.
SQ
walaupun mengandung kata spiritual tidak selalu terkait dengan
kepercayaan atau agama. SQ lebih kepada kebutuhan dan kemampuan manusia
untuk menemukan arti dan menghasilkan nilai melalui pengalaman yang
mereka hadapi. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
seseorang yang memiliki kepercayaan atau menjalankan agama,umumnya
memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang tidak memiliki kepercayaan atau tidak menjalankan
agama.
Seperti misalnya penelitian yang dilakukan Harold G Koenig
dan kawan-kawan yang telah dipublikasikan Oxford University Press dalam
bentuk buku berjudul Handbook of Religion and Health. Penelitian yang
mereka lakukan menemukan bahwa di setiap tingkatan pendidikan dan usia,
orang yang pergi ke rumah ibadah, berdoa dan membaca kitab suci secara
rutin, ternyata hidup lebih lama sekitar tujuh hingga 14 tahun dan
memiliki kesehatan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang
tidak menjalan kan ritual keagamaan.
Hasil Penelitian para
psikolog USA menyimpulkan bahwa Kesuksesan dan Keberhasilan seseorang
didalam menjalani Kehidupan sangat didukung oleh Kecerdasan Emosional
(EQ – 80 %), sedangkan peranan Kecerdasan Intelektual (IQ) hanya 20 %
saja. Dimana ternyata Pusatnya IQ dan EQ adalah Kecerdasan Spiritual
(SQ), sehingga diyakini bahwa SQ yang menentukan Kesuksesan dan
Keberhasilan Seseorang. Dalam hal ini IQ dan EQ akan bisa berfungsi
secara Baik/Efektif jika dikendalikan oleh SQ.
Hati mengaktifkan
nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita
pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak
dapat diketahui oleh Pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan
semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan
perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerjasama,
memimpin dan melayani.
Ternyata setelah disadari oleh manusia,
bahagia sebagai sebuah perasaan subyektif lebih banyak ditentukan dengan
rasa bermakna. Rasa bermakna bagi manusia lain, bagi alam, dan terutama
bagi kekuatan besar yang disadari manusia yaitu Tuhan. Manusia mencari
makna, inilah penjelasan mengapa dalam dalam keadaan pedih dan sengsara
sebagian manusia masih tetap dapat tersenyum. Karena bahagia tercipta
dari rasa bermakna, dan ini tidak identik dengan mencapai cita-cita.
Manusia dapat memberi makna melalui berbagai macam keyakinan. Ada yang
merasa hidupnya bermakna dengan menyelamatkan anjing laut. Ada yang
merasa bermakna dengan membuat lukisan indah. Bahkan ada yang merasa
mendapatkan makna hidup dengan menempuh bahaya. pencarian makana bagi
perawat seharusnya mampu mengaitkan pemberian pelayanan keperawatan atas
dasar kekuatan Yang Maha Kuasa dan pertolongan bagi manusia yang
membutuhkan. Karena manusia dapat merasa memiliki makna dari berbagai
hal, agama (religi) mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan
pandangan yang lebih jauh. Bermakna di hadapan Tuhan. Inilah makna
sejati yang diarahkan oleh agama, karena sumber makna selain Tuhan
tidaklah kekal.
Ada kesan yang salah bahwa, para orang sukses
bukanlah orang yang relijius. Hal ini disebabkan pemberitaan tentang
para koruptor, penipu, konglomerat rakus, yang memiliki kekayaan dengan
jalan tidak halal. Karena orang-orang jahat ini ‘tampak’ kaya, maka
sebagian publik mendapat gambaran bahwa orang kaya adalah orang jahat
dan rakus, para penindas orang miskin. Sebenarnya sama saja, banyak
orang miskin yang juga jahat dan rakus. Jahat dan rakus tidak ada
hubungan dengan kaya atau miskin.
Para orang sukses sejati, yang
mendapatkan kekayaan dengan jalan halal, ternyata banyak yang sangat
religius. Mereka menyumbangkan hartanya di jalan amal. Mereka mendirikan
rumah sakit, panti asuhan, riset kanker, dan berbagai yayasan amal. Dan
kebanyakan dari mereka menghindari publikasi. Berbagai studi
menunjukkan bahwa para orang sukses sejati menyumbangkan minimal 10
persen dari pendapatan kotor untuk kegiatan amal, bahkan saat dulu
mereka masih miskin. Mereka menyadari bahwa kekayaan mereka hanyalah
titipan dari Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar